Menemukan Ide Menulis Cerita Fiksi


Bagaimana akan menulis jika tidak ada ide? Tepat! Ide adalah hal pokok dari sebuah cerita. Sebuah cerita yang menarik, tentu  saja berawal dari ide yang menarik.

Dari Mana Datangnya Ide?

1. Ide cerita yang berasal dari sekitar kita

Ide bisa datang dari mana saja, mulai dari pengalaman pribadi, obrolan dengan tetangga, menonton film, televisi, mendengar lagu, membaca koran, buku, bermain media sosial, cerita orang lain, peristiwa yang kita temukan tidak sengaja entah di mana, kenangan masa kecil, catatan buku harian, album foto, suasana jalan raya, suasana rumah, kantor, dan sebagainya. Intinya kejadian sehari-hari adalah sumber ide yang tiada habisnya.

2. Ide cerita yang berasal dari dalam diri

Rasa yang muncul di dalam diri bisa juga dijadikan ide untuk menulis. Misalnya rasa gelisah terhadap sesuatu yang sedang terjadi. Tidak hanya rasa gelisah, setiap emosi yang datang bisa menjadi sumber ide seperti marah, sedih, kecewa, benci dsb.

3. Ide cerita juga bisa berasal dari keinginan perlawanan atau protes terhadap keadaan atau peristiwa yang terjadi.

Semua hal bisa diolah menjadi ide. Namun, terkadang kita yang baru belajar menulis gagal menangkap ide yang bersileweran karena belum terlatih.

Bagaimana Mengolah Ide Cerita?

Kita pasti pernah melihat atau mendengar kata “tulang”. Apakah tulang ikan, ayam, atau hewan lainnya. Banyak cerita yang bisa ditulis hanya dengan ide kata tulang. Bisa terkait anjing, kucing, suku Batak, cerita horor, atau thriller.

Jika ditambahkan dengan kata makan misalnya akan menjadi makan tulang. Dalam KBBI makan tulang merupakan kata kiasan yang berarti tidak mau berusaha sendiri melainkan mengambil keuntungan dari hasil kerja orang lain. Nah, sudah terbayang kan cerita apa saja yang akan ditulis. Bisa tentang joki ujian, joki skripsi, persaingan bisnis, persaingan pergaulan, hubungan kerja, dan masih banyak lagi.

Contoh lain mengolah ide dari suasana kamar. Pernahkah terbayang menulis cerita dari sudut pandang bantal. Akan menjadi sebuah cerita yang menarik jika kita bisa menuliskan perasaan sebuah bantal ketika pagi, siang, atau malam. Bisa juga bantal berkisah tentang tingkah laku orang yang menggunakannya. Berikut adalah contoh tulisan dari sudut pandang sebuah bantal,

“Sungguh kejam memang, Bu Tukiyem padaku. Bagaimana tidak? Sudah semalaman memberiku aroma minyak nyong-nyong yang membuatku mual, eh … dini hari tadi dia menambahkan cairan iler yang tiada henti mengalir dari mulutnya dst.”  

Sejatinya penulis cerita fiksi itu mirip dengan cara kerja jurnalis. Jika jurnalis mengajukan pertanyaan untuk menulis artikel atau berita, tetapi penulis cerita fiksi, mengajukan pertanyaan terhadap sesuatu atau peristiwa untuk diolah menjadi cerita. Jurnalis menulis tentang fakta, sedangkan penulis cerita bermain dengan imajinasi. Namun, keduanya sama-sama mencari ide baru atau sudut pandang baru dari sebuah peristiwa.

Semoga membantu kalian yang sedang belajar menulis dan mengalami buntu ide. Selamat belajar, semoga sukses.


Oleh: Dayani Hamida



Komentar